Pangandaran tak hanya dikenal dengan pantainya yang menawan, tetapi juga menyimpan jejak sejarah perkeretaapian yang kini kembali mencuat. Tiga terowongan kereta legendaris yang sempat mati suri bakal dihidupkan kembali sebagai bagian dari rencana revitalisasi jalur kereta api Banjar–Pangandaran–Cijulang. Langkah ini tak hanya untuk kepentingan transportasi, tetapi juga demi mengangkat potensi wisata heritage yang belum tergali secara maksimal.
Diresmikan sejak zaman kolonial Belanda, terowongan-terowongan ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang infrastruktur perkeretaapian di Jawa Barat. Kini, dengan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, harapan menghidupkan kembali terowongan kereta legendaris Pangandaran mulai tampak nyata. Artikel ini mengupas sejarah, keunikan, dan rencana restorasi dari tiga terowongan kereta ikonik di Pangandaran.
Sejarah Jalur Kereta Banjar–Pangandaran–Cijulang
Jalur kereta yang melintasi Pangandaran dibangun pada masa kolonial oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik Belanda. Jalur ini menghubungkan Banjar dengan Cijulang, melewati daerah-daerah strategis seperti Pangandaran dan Parigi.
Jalur ini sempat aktif hingga tahun 1980-an, namun kemudian dihentikan karena menurunnya volume penumpang dan meningkatnya biaya operasional. Sejak itu, infrastruktur perkeretaapian di daerah ini terbengkalai dan ditinggalkan. Namun, keberadaan terowongan dan jembatan tua yang masih kokoh menyisakan potensi wisata sejarah yang menarik.
Tiga Terowongan Kereta Legendaris di Pangandaran
Berikut ini adalah tiga terowongan legendaris yang akan direvitalisasi sebagai bagian dari proyek kebangkitan jalur kereta wisata:
1. Terowongan Wilhelmina
Terowongan Wilhelmina adalah salah satu peninggalan penting dari masa kolonial yang memiliki panjang sekitar 1.116 meter. Terletak di antara Cijulang dan Batukaras, terowongan ini dikelilingi oleh vegetasi tropis yang rimbun, menjadikannya destinasi menarik bagi pecinta sejarah dan alam.
2. Terowongan Emplak
Berada di Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, terowongan ini memiliki nilai sejarah tinggi meski tidak sepanjang Wilhelmina. Keunikan struktur dan lanskap sekitar menjadikannya cocok untuk destinasi wisata heritage.
3. Terowongan Banjar
Terowongan ini merupakan penghubung awal dari jalur menuju Pangandaran. Keberadaannya kini lebih tersembunyi, namun tetap menjadi bagian penting dalam narasi jalur kereta di selatan Jawa Barat.
Rencana Revitalisasi dan Potensi Pariwisata
Revitalisasi jalur ini termasuk pembersihan area rel, perbaikan jembatan dan terowongan, serta pembangunan sarana pendukung seperti stasiun dan area wisata. Tujuan utamanya adalah menjadikan jalur Banjar–Pangandaran–Cijulang sebagai destinasi wisata tematik berbasis sejarah dan alam.
Pemerintah daerah Pangandaran dan pihak KAI Heritage sudah melakukan survei awal serta berkoordinasi dengan BUMN untuk memastikan kelayakan restorasi. Proyek ini tidak hanya bertujuan membangkitkan transportasi, tetapi juga ekonomi lokal lewat pariwisata sejarah.
Manfaat Revitalisasi Bagi Masyarakat dan Wisatawan
Kebangkitan kembali terowongan kereta legendaris Pangandaran diyakini akan memberi dampak positif sebagai berikut:
- Meningkatkan kunjungan wisata ke daerah yang selama ini kurang tereksplorasi.
- Menghidupkan ekonomi lokal lewat peluang usaha baru seperti homestay, tour guide, dan kuliner.
- Mengangkat potensi sejarah yang selama ini tertimbun oleh perkembangan wisata pantai.
- Menumbuhkan kebanggaan lokal terhadap warisan infrastruktur kolonial yang menjadi saksi zaman.
Kesimpulan
Revitalisasi tiga terowongan kereta legendaris Pangandaran adalah langkah besar dalam pelestarian sejarah dan pengembangan pariwisata. Dengan kombinasi antara keindahan alam dan nilai sejarah, proyek ini berpotensi mengubah wajah Pangandaran menjadi destinasi wisata heritage unggulan di Jawa Barat.
Bagi para pecinta sejarah, arsitektur kolonial, dan eksplorasi wisata alternatif, kembalinya jalur kereta ini menjadi angin segar yang sangat dinanti.
FAQ
1. Apa saja nama terowongan kereta yang akan direvitalisasi?
Tiga terowongan tersebut adalah Wilhelmina, Emplak, dan Banjar.
2. Mengapa terowongan ini penting?
Karena memiliki nilai sejarah tinggi dan menjadi saksi bisu perkembangan jalur kereta kolonial di selatan Jawa Barat.
3. Apakah terowongan akan difungsikan kembali untuk kereta reguler?
Untuk saat ini, rencana fokus pada jalur wisata, namun tidak menutup kemungkinan untuk fungsi transportasi reguler ke depan.
4. Kapan proyek revitalisasi dimulai?
Pemerintah dan KAI Heritage masih dalam tahap perencanaan dan survei, belum diumumkan tanggal resmi pelaksanaan proyek.